Rabu, 10 Desember 2008

Cara Me-master Burung Berkicau

Hobi memelihara dan merawat burung berkicau, telah sangat lama digemari oleh masyarakat kita. Banyak alasan mengapa burung berkicau menjadi peliharaan yang paling banyak diminati. Beberapa alasannya antara lain: sekedar untuk didengarkan kicauannya setelah seharian disibukkan oleh aktifitas pekerjaan, untuk klangenan, usaha breeding (ternak) dan lain sebagainya. Bahkan saat ini sangat banyak yang memelihara dan merawat burung-burung berkicau khusus untuk kontes suara burung atau lomba burung berkicau.

Kembali ke filosofi dari burung berkicau itu sendiri, salah satu daya tarik utama dari burung berkicau adalah kemampuan berkicau dan suara kicauannya. Disamping keindahan postur tubuh, gaya yang unik dan keindahan warna bulu.

"Memiliki burung berkicau berkualitas dan berprestasi yang dapat melantunkan irama-irama lagu yang menawan dan memiliki banyak variasi isian suara, adalah dambaan setiap Kicaumania."

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan agar burung berkicau kesayangan kita dapat berkicau dengan baik dan memiliki banyak variasi isian suara. Salah satunya yaitu dengan proses Mastering atau pemasteran burung berkicau.

Cara me-master burung berkicau antara lain:

1. Memelihara beberapa burung master.
Diharapkan kicauan dari burung-burung master tersebut dapat direkam dan ditiru oleh burung kesayangan kita. Cara ini masih banyak dilakukan oleh para kicaumania dengan alasan tertentu. Tetapi berapa besar biaya yang akan kita keluarkan untuk membeli beberapa burung-burung master yang sudah gacor? Belum lagi waktu dan biaya yang harus kita keluarkan untuk mengurus dan merawat burung-burung master diatas, disamping itu kita juga harus menyediakan tempat untuk burung-burung master tersebut.

2. Menggunakan media dan perangkat elektronik.
Cara ini hampir sama metodenya dengan cara yang pertama. Tetapi, kita tidak perlu memelihara puluhan bahkan belasan burung master, karena suara burung-burung master tersebut telah direkam ke dalam media tertentu. Sehingga kita dapat menentukan kapan dan berapa lama suara burung-burung master tersebut di perdengarkan kepada burung kesayangan kita.

Cara ini jauh lebih efektif, efesien dan sangat ekonomis. Coba anda bandingkan seandainya membeli dan memelihara 5 ekor saja burung master yang sudah gacor? Mungkin harganya bisa jutaan rupiah..! Disamping itu, dengan cara kedua ini, secara tidak langsung kita juga telah mendukung program Konservasi Pelestarian Alam untuk pelestarian burung-burung yang ada di alam.

Banyak anggapan dari beberapa orang, yang berpendapat bahwa me-master burung lebih baik menggunakan burung master aslinya atau burung-burung master yang sudah gacor. Ini mungkin ada benarnya. Karena selama ini mereka menemukan suara-suara master burung (dalam bentuk CD, dalam bentuk Kaset atau bentuk lain) yang banyak beredar dipasaran ternyata tidak sesuai dengan standar dengar untuk burung berkicau. Baik dari segi kualitas suara, speed maupun frekuensi suaranya. Bayangkan apabila anda me-master burung kesayangan anda menggunakan suara rekaman yang tidak standar dari segi kualitas suara, speed dan frekuensinya. Secara logika, pasti burung-burung kesayangan anda akan merekam dan menirukannya juga. Alhasil yang kita dapatkan adalah suara tiruan yang mirip-mirip dengan burung master, bukanlah suara tiruan yang sama seperti suara burung master aslinya. Mungkin hal ini kurang disadari oleh banyak kicaumania.

Boleh percaya boleh tidak..!

Secara ilmiah; Dibalik kicauan merdu seekor burung, suara kicauan tersebut membawa sinyal frekuensi komunikasi tertentu sesuai dengan ambang batas respon pendengaran burung.

Kicauan seekor burung bukan sekedar apresiasi, tetapi merupakan suatu komunikasi tertentu. Sebaiknya gunakanlah rekaman suara burung master yang telah disesuaikan dengan standar dengar untuk burung, berkualitas baik, tidak mengalami deviasi suara dan alami (sama seperti suara burung aslinya) untuk me-master burung berkicau anda.

Bagaimana dengan anda? Apakah proses pe-masteran yang selama ini diterapkan sudah benar? Dan apakah sudah mendapatkan hasil sesuai dengan yang anda inginkan?

Sumber
Lanjutkan Membaca “ Cara Me-master Burung Berkicau”  »»

Sabtu, 06 Desember 2008

Kontak Sanggar

Jika anda ingin berkunjung langsung ke Sanggar Kicau, silahkan catat alamat dibawah ini:

Jl. Jeruk 12 No. 278 Perumnas 1 Bekasi
atau
Jl. Jambu 6 No. 57 Perumnas 1 Bekasi

Terimakasih atas kesedianya untuk berkunjung ke Sanggar Kicau.
Lanjutkan Membaca “ Kontak Sanggar”  »»

Kamis, 04 Desember 2008

Saran Dan Kritik

Jika anda mempunyai saran atau kritik untuk Sanggar Kicau, silahkan kirimkan saran atau kritik anda tersebut dengan cara mengisi komentar pada posing ini. Demi kemajuan Sanggar Kicau saran dan kritik dari anda sangat kami harapkan.Setiap saran dan kritik yang anda sampaikan akan segera kami respon. Sanggar Kicau mengucapkan terimakasih atas saran dan kritik yang telah disampaikan.
Lanjutkan Membaca “ Saran Dan Kritik”  »»

Rabu, 03 Desember 2008

Perawatan Umum Burung Berkicau

Untuk membuat burung peliharaan rajin berkicau, sehat, dan bulu-bulunya mengkilat, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:

Pakan burung
Burung tangkaran banyak yang berasal dari alam, ataupun yang berasal dari anakan peternak. Bagi burung yang merupakan tangkapan dari alam, biasanya mereka agak liar, sehingga pola makan mereka lebih cenderung ke extra fooding (makanan-makanan hidup), bagi burung yang telah jinak biasanya mereka mau memakan poer/voer. Poer/Voer banyak yang dijual di pasaran, yang populer di Indonesia biasanya adalah merk Phoenix, Fancy, and Gold Coin. Selain itu, terdapat banyak pula merk-merk yang lain.


Pagi hari
Kandang burung dikeluarkan ke teras rumah (diangin-anginkan). Akan lebih bagus jika digantung menghadap ke matahari terbit sambil membersihkan kandang dari fesenya kemudian berikan 2-3 ekor jangkrik yang sudah dibersihkan kakinya dan sayapnya ditambah kroto telur semut yang bersih sekitar 1 sendok teh. Kemudian mandikan Burung pada pukul 07.30.

Burung dapat disemprot mengunakan sprayer halus untuk membuat bulunya mengkilat. Sprayer tersebut dapat dicampur dengan air rebusan daun sirih atau shampo burung (biasa disebut Avi Shampoo) yang dijual umum di kios. Atau masukan wadah kecil yang di isi air bersih (dijual di kios juga). Apabila burungnya sudah terlatih, burung dapat dimasukan kekandang mandinya atau biasa disebut keramba mandi.

Setelah dibersihkan kandangnya dan dimandikan, kandang dan burungnya dapat dijemur dibawah matahari dari pukul 09.30 sampai dengan pukul 10.00. Kemudian angkat kandang burung dan gantung pada tempat yang teduh serta jauh dari aktivitas manusia agar burung tersebut bernyanyi/berkicau.

Sore Hari (sekitar pukul 16.00)
Lakukan sama seperti perawatan pagi hari. Burung diberikan makanan tambahan, dimandikan kemudian dijemur kembali sampai bulu-bulunya kering.

Malam hari
Masukan kandang burung ke tempat yang tenang atau jika digantung di luar rumah (teras), kandang harus dikerudung dengan kain agar burung tidak digigit nyamuk.

Lanjutkan Membaca “ Perawatan Umum Burung Berkicau”  »»

Burung dan Manusia

Burung telah memberikan manfaat luar biasa dalam kehidupan manusia. Beberapa jenis burung, seperti ayam, kalkun, angsa dan bebek telah didomestikasi sejak lama dan merupakan sumber protein yang penting; daging maupun telurnya.

Di samping itu, orang juga memelihara burung untuk kesenangan dan perlombaan. Contohnya adalah burung-burung merpati, perkutut, murai batu dan lain-lain. Burung-burung elang kerap dipelihara pula untuk gengsi, gagah-gagahan, dan untuk olahraga berburu. Banyak jenis burung telah semakin langka di alam, karena diburu manusia untuk kepentingan perdagangan tersebut.

Selain itu populasi burung juga terus menyusut karena rusaknya habitat burung akibat kegiatan manusia. Oleh sebab itu beberapa banyak jenis burung kini telah dilindungi, baik oleh peraturan internasional maupun oleh peraturan Indonesia. Beberapa suaka alam dan taman nasional juga dibangun untuk melindungi burung-burung tersebut di Indonesia.

Yang menyenangkan, beberapa tahun belakangan ini telah tumbuh kegiatan pengamatan burung (birdwatching) di kalangan pemuda dan pelajar. Kegiatan yang menumbuhkan kekaguman dan kecintaan pada jenis-jenis burung yang terbang bebas di alam ini, sekaligus merintis kecakapan meneliti alam — terutama kehidupan burung — di kalangan generasi muda tersebut.

Lanjutkan Membaca “ Burung dan Manusia”  »»

Selasa, 02 Desember 2008

Kebiasaan Burung

Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptil.

Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput, ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua, rangkong, walet, dan namdur.

Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga harus dihangatkan dan disuapi makanan oleh induknya. Kecuali pada jenis-jenis burung gosong, di mana anak-anak burung itu hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan. Anak burung gosong bisa segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yang sudah mampu terbang.

Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini adalah proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan. Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikat pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betina berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna; akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya.

Lanjutkan Membaca “ Kebiasaan Burung”  »»

Evolusi dan Morfologi Burung

Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria.

Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.

Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.

Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya.

Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.

Lanjutkan Membaca “ Evolusi dan Morfologi Burung”  »»

Burung

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai Archaeopteryx.

Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.

Lanjutkan Membaca “ Burung”  »»

  © Blogger template The Professional Template by boncuman.blogspot.com 2008

Back to TOP